Kamis, 03 Januari 2013

KEJADIAN-KEJADIAN SEBELUM KIAMAT



PERISTIWA MATAHARI DAN REMBULAN
Ketika hari kiamat akan datang matahari akan diam di suatu tempat dan cahayanya akan hilang, maka mataharipun seperti sedia kala tapi tanpa cahaya, seperti tersebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzarr sebagai berikut:
عَنۡ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالٰى عَنۡهُ أَنَّهٗ قَالَ: قَالَ رَسُوۡلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ يَوۡمًا حِيۡنَ غَرَبَتِ الشَّمۡسُ: يَا أَبَا ذَرٍّ أَتَدۡرِى أَيۡنَ تَذۡهَبُ الشَّمۡسُ؟ قُلۡتُ: اللهُ وَرَسُوۡلُهٗ أَعۡلَمُ. قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّهَا تَغۡرُبُ وَتَذۡهَبُ تَحۡتَ الۡعَرۡشِ فَتَسۡتَأۡذِنُ أَنۡ تَسۡجُدَ لِلّٰهِ تَعَالٰى فَيَأۡذَنُ لَهَا ثُمَّ تَسۡتَأۡذِنُ أَنۡ لَا تَطۡلُعَ إِلٰى الدُّنۡيَا لَمَّا رَأَتۡ مِنَ الۡمَعَاصِى وَالۡمُنۡكَرَاتِ فَلَا يُؤۡذَنُ لَهَا، بَلۡ يُقَالُ لَهَا: اِرۡجِعِى مِنۡ حَيۡثُ تَطۡلُعِى! فَتَطۡلُعُ مِنۡ مَشۡرِقِهَا.
Artinya  : Diriwayatkan dari Abu Dzarr RA ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah SAW bersabda ketika matahari telah terbenam: “Wahai Abu Dzarr, tahukah engkau kemana perginya matahari?” aku menjawab: “Allah dan Rasulnya lebih tahu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya matahari terbenam dan pergi ke bawah arsy, lalu ia memohon ijin untuk bersujud pada Allah, maka Allah pun mengijinkannya, kemudian ia memohon ijin untuk tidak lagi terbit ke dunia karena banyaknya kemaksiatan dan kemunkaran yang telah ia saksikan, tetapi Allah tidak mengijinkannya. Lalu Allah berfirman kepadanya: “Kembalilah ke tempat engkau terbit!”, lalu ia terbit dari arah timur”

Kemudian, jika hari kiamat telah dekat, kefasikan dan kebohongan telah nampak jelas, kemaksiatan dan dosa-dosa telah banyak dikerjakan di atas muka bumi, amar ma’ruf nahi munkar telah hilang, hukum-hukum syari’at menjadi lemah karena tidak lagi dilaksanakan, maka di saat itu matahari sujud di bawah ‘arsy selama satu malam dan ia tidak diijinkan lagi untuk terbit, lalu bulan akan mendatangi tempatnya matahari, lalu keduanya akan diam dalam satu tempat kira-kira selama tiga hari-tiga malam.
Tidak ada yang mengetahui panjangnya malam itu kecuali orang-orang yang biasa melaksanakan sholat tahajjud, ketika mereka terjaga dari tidurnya mereka bangun untuk melaksanakan ibadah, berbagai bentuk keta’atan, dzikir, wirid dan kewajiban-kewajiban yang lain seperti yang telah biasa mereka lakukan tiap malam. Karena fajar tidak juga terbit, merekapun melihat ke arah bintang-bintang di langit dan bintang-bintang itupun masih ada seperti sedia kala. Lalu mereka menyangka bahwa mereka telah kehilangan waktu untuk beribadah, atau kurang khusyu’ dalam melaksanakan kewajiban. Lalu merekapun semakin sungguh-sungguh dalam beribadah, tetapi fajar tidak juga terbit. Lantas mereka kembali memandangi bintang-bintang di langit, dan lagi-lagi bintang itu masih dalam keadaan seperti itu (tetap ada), kemudian mereka menjadi takut karena adanya tanda-tanda ini, dan mereka yakin bahwa inilah tanda-tanda datangnya hari kiamat. Maka mereka  saling memberi kabar kepada yang lain, mereka berkumpul di masjid untuk memohon belas kasihan pada Allah, mereka menangis karena takut kepada Allah. Golongan ini (ahli tahajjud) ada dalam setiap daerah, tetapi jumlahnya sedikit. Dan mereka termasuk golongan yang faqir, yang tidak dianggap oleh orang-orang yang kaya.
Bersambung…………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar